Senin, 30 April 2018

All You Need is Kill Review Manga indonesia

Halo temen temen semua, Kali ini saya mau sedikit berbagi pengalaman membaca komik yang baru aja selesain. yah mumpung blog ini isinya anime dan kenapa gak di sekalian merambah ke manga juga, toh sama sama hiburan dari jepan juga.

Oh iya kalo kalian tau film yang di bintangi oleh Tom Cruise dengan judul Edge Of Tomorrow, Nah Film ini adalah adaptasi dari novel ringan berjudul All You Need is Kill. Novel ringan ini memiliki pengemar yang cukup banyak sampai di buat beberapa versi di berbagai media seperti novel bergambar dan juga manga.

Sejujurnya saya belum membaca novel ringannya dan baru saja menyelesaikan manganya. Kesan pertama ketika membaca chapter pertama dari manga ini adalah “ Sumpah ini gambarnya keren banget.”

Setelah itu saya langsung menanyakan mbah google siapakah artis yang bertanggung jawab atas art yang ada di komik ini, ternyata jawabannya adalah Obata, Takeshi (Death Note dan Bakuman). Pantas saja sekilas setelah melihat gaya pengambaran saat karakter utamanya menyadari sesuatu seperti di dalam manga Death Note.

Oke sekarang sekarang kita masuk kedalam cerita. 


Manga ini berfokus pada karakter Kiriya Keiji, seorang yang baru saja di rekrut dalam United Defence Force. UDF di bentuk karena adanya serangan alien yang di sebut “Mimik”. Dengan adanya serangan dari mimik, UFD telah membuat Baju perang Exsoskeleton yang membuat pemakainya memiliki fisik yang lebih hebat dari pada manusia biasa.


Mimik memakan lapisan bumi dan setiap tempat yang mimik kekuasai akan berakhir menjadi gurun karna sumber daya yang ada di makan habis olehnya.


Kembali ke Kiriya Keiji yang menjadi fokus utama.Pada awal cerita Kiriya Keiji merasakan dirinya bermimpi bahwa ia telah berperang melawan mimik dan mati dalam pertempuran, tetapi beberapa adegan setelah ia bagun hampir sama seperti pada saat di dalam mimpi. keesokan harinya adalah hari penyerangan UDF kepada mimik di jepang. 


Pada saat berperang melawan mimik Keiji terbunuh oleh mimik dan tiba tiba terbangun 1 hari sebelum penyerangan ke mimik. Beberapa kali setelah ia mati dan kembali ke hari itu akhirnya keiji paham bahawa ia terjebak kedalam sebuah loop waktu dengan kematiannya sebagai trigernya.

Dengan kemampuan tersebut Keiji dapat mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang harus dia lakukan untuk mengalahkan Mimik dalam pertempuran. Setelah itu Keiji bertekat untuk memenangkan setiap pertarungan yang ada di penjuru dunia dengan kekuatan yang ia miliki.

Mungkin akan terbayang setiap di loop semua orang bereaksi yang sama dan akan menjadi hal yang membosankan, tetapi berbeda dengan manga ini. Penggambaran setiap loop yang di alami oleh Keiji di eksekusi dengan baik yang membuat pembacanya merasa tertarik dengan progres apa saja yang terjadi dan apa saja yang keiji lakukan di setiap loopnya.

Manga ini juga tidak cuman malasah aksi ada juga beberapa drama yang menjadikan komik dengan genre Sci-Fi action ini menjadi lebih manis dan dramatis. Kemunculan karakter Rita Vrataski juga memper manis manga ini.

Untuk masalah artworknya yang sudah saya jabarkan di atas, ada yang ingin saya tambahkan. Pengambaran setiap adegan yang realist dan detail membuat visualnya menjadi konsumsi yang enak di pandang. 

Yang menurut saya menjadi nilai plus juga adalah pakaian perang eksoskeletonnya itu loh keren banget. setiap aksi yang ada di dalam manga ini juga di eksekusi dengan sangat baik, dan membuat saya terkagum dengan manga ini.

Sedikit kekurangan dari Manga ini adalah ceritanya yang terkesan di buru buru saja.

Menurut saya pribadi bagi kalian pencinta cerita Sci-Fi, action, drama manga ini patut masuk kedalam list kalian untuk di baca, atau bagi kalian yang suka komik atau pernah menonton edge of tomorrow manga ini juga cocok kok untuk kalian. Dengan jumlah volume 2 dan di bagi menjadi 8 chapter di setiap volumenya membuat kalian hanya membutuhkan waktu yang sebentar untuk membacanya. 

2 komentar:

Kenapa harus menonton ReLife : Review Anime ReLIfe Indonesia

Bercerita tentang Kaizki Arata seorang NEET (Not in Education, Employment, or Training) berumur 27 tahun yang keluar dari pekerjaan s...